Salahuddin Al Ayyubi
Negeri Taklukan sebelum Perang Salib
Empat puluh tahun sebelum terjadinya perang salib, Bangsa Saljuk Turki telah mendominasi Baghdad diambil dari kekuasaan Bani Abbasiah.Orang-orang Saljuk berusaha menguasai sebahagian Wilayah Parsi,wilayah Utara Iraq,Armenia dan Asia Kecil pada tahun 1040m.Kemudian Sultan Saljuk,Toghrol Bic berjaya menguasai wilayah Bain pada 1055m.Orang-orang Saljuk mula menyebarkan kekusaan mereka ke atas Byzantine di Asia Minor.Pada tanggal 19 ogos 1081 M, terjadi perang Malathkard di bawah komando Saljuk yang bernama Alb Arsalan yang benar-benar menimbulkan malapetaka besar bagi orang-orang Byzantin hingga akhir abad ke 11 M. Pada tahun 1071 M. bangsa Saljuk meluaskan cengkaman kekuasaan mereka di sebagian besar wilayah Palestin kecuali Arsout. Dengan kekuasaan ini mereka mengakhiri dominasi Fatimiyah dari tanah ini dan terus meluaskan jajahannya atas wilayah Syiria yang dikuasai oleh Fatimiyah dan menguasai sebahagian daerahnya.
Pada tahun 1092 M-485 H, Sultan Saljuk Malikshah meninggal dunia. Paska kematiannya menandakan permulaan kehancuran dominasi orang Saljuk dan meletusnya berbagai peperangan sengit antara mereka berkecamuk untuk memperebutkan dominasi dan kekuasaan. Pada tahun 1096 M, kerajaan mereka terbagi menjadi lima : Kesultanan Persia (di bawah kekuasaan Birkiyarouq), Kerajaan Khurasan dan wilayah di seberang sungai (di bawah kekuasaan Singer), Kerajaan Aleppo (di bawah penguasa Radwan), Kerajaan Damaskus (di bawah penguasa Daqaq) dan Kesultanan Saljuk Romawi (di bawah penguasa Qalj Arsalan). Sebagian besar wilayah Palestin berada di bawah rejim Damaskus. Pada saat dua penguasa Syria (Radwan dan Daqaq) melemah, banyak penguasa persendirian bermunculan namun tidak ada satupun yang dapat mendominasi lebih dari satu kota.
Perang Salib I ( 1097 - 1099M )
Pasukan Salib memulai serangan militan mereka pada tahun 1098 M (491 H) sementara daerah-daerah muslim di Syria, Iraq dan lainnya tercabik-cabik karena berbagai perbezaan dan konflik berdarah yang terjadi. Dua saudara dari keturunan Titish, Radwan dan Daqaq, saling melancarkan serangan dan terlibat dalam pertempuran pada tahun 490 H. Banyak lagi pertempuran lain yang terjadi antara Muhammad bin Malikhshah 2, Birkiyarouq dan adiknya karena konflik perebutan kekuasaan di mana masing-masing saling memenangkan pertempuran dan membuat pengaduan kepada mahkamah kekhilafaan secara silih berganti sepanjang period 492-497 H.
Pada masa itu Eropah mulai memfokuskan pandangan mereka ke arah tanah suci, setelah Paus Urban Kedua (1088-1099 M) berseru kepada para hadirin di Dewan Claremont pada tanggal 26 November 1095 M untuk merestui tanah suci dengan cara merampasnya kembali dari tangan umat Islam. Berbagai dewan didirikan di berbagai tempat yaitu di Liouz, Angariz, Man, Tours, Bouwatieeh, Bordeaux, Toulouse dan Neim yang ia sebut sebagai konsolidasi untuk melancarkan Perang Salib pada periode 1095-1096 M. Ia menjanjikan dan keampunan bahwa siapapun sukarelawan yang ingin turut serta dalam peperangan yang mereka galang akan diampuni seluruh dosa-dosanya, dan kematian mereka adalah mati suci dijanjikan syurga bagi mereka. Sebagaimana ia juga menjanjikan bahwa setiap harta tentara Salib akan dilindungi di bawah pengawasan gereja selama pemergian mereka itu. Dan setiap tentera diminta untuk menjahitkan lambang salib yang terbuat dari kain pada pakaian bahagian luar.kemudian Pdiato itu ditutupkan dengan ucapan terkenal : "Deus Vult"; demikianlah kehendak tuhan!
'Di dada mereka dilukiskanlah gambar salib oleh kerana itulah diberi nama "Perang Salib".
Maka adalah seorang pendita yang berbangsa Perancis iaitu Peter The Hermit atau Peter Amiens di mana beliau dikatakan mengembara menyebarkan dakyah kristiani lalu sampailah beliau ke Pelestin. Beliau yang mempunyai maksud besar untuk memperoleh tempat suci itu yakni tempat Nabi Isa yang akan turun kembali ke dunia menaruh harapan untuk menguasai tempat suci itu dari kekuasaan Islam.Lalu beliau kembali ke Eropah dan bertemu dengan paus Urbanus II bagi menyampaikan hasrat untuk memperkenankan apa yang beliau impikan.
Paus menrima usul dari beliau dan menugaskan beliau untuk membujuk hati para Raja-raja di Eropah ketika itu dan meniupkan kebencian terhadap kaum Muslimin. Kepintaran beliau dalam berpidato menjadi satu kelebihannya untuk meniupkan semangat berkobar-kobar di kalangan rakyat ketika itu.
Di sana, terjadi pertempuran dengan bangsa Saljuk yang dapat mengalahkan mereka serta membantai lebih kurang dari 22 ribu tentera Salib. Dari pertempuran ini hanya 3 ribu tentara Salib yang dapat hidup. Adapun dua ekspedisi militan Volkmar dan Amikh, mereka mulai membantai orang-orang Yahudi di sepanjang perjalanan. Namun akhirnya kedua ekspedisi tersebut kucar-kacir di Hungaria! Untuk pertama kali, para penunggang kuda profesional dan pembesar Eropah mulai menyertai dalam ekspedisi militan Salib kali ini. Serangan mereka dilancarkan pada musim panas tahun 1097 M dengan tujuan untuk dapat menduduki wilayah-wilayah muslim.
Pada bulan Mac 1098 M, balatentara Salib dapat membentuk sebuah Negara Al Raha di bawah kepemimpinan Paul Baldwin. Mereka kemudian mengepung Antakiya ( Enthiochie ) selama 9 bulan. Penguasa Antakiya, Baggisia adalah seorang yang punya ide baik dan mengambil langkah lebih berhati-hati dibanding dengan yang lain, telah memperlihatkan keberaniannya yang membuat kebanyakan pasukan Salib binasa dan kalau mereka tetap hidup dalam jumlah yang masih seperti awal keberangkatan niscaya mereka akan dapat mendominasi negara-negara Islam. Namun seorang Armenia yang bertugas 3 menjaga dinding-dinding kota dapat dihubungi oleh pasukan Salib dengan mendapat imbalan wang dan harta. Maka ia bukakan pintu gerbang dari menara yang ia kawal. Karena itulah pengawal ini akhirnya pasukan Salib dapat menduduki kota dan berhasil mendirikan kota kedua pada tanggal 3 Jun 1098 M (491 H) di bawah kepemimpinan Bohemond dari Normandy.
Pada tahun 1097 M, di saat bangsa Saljuk harus menghadapi kelebihan pasukan Salib pada wilayah utara Syria, orang-orang Fatimiyah memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerbu dan menduduki Tyre, lalu mendominasi Al Quds pada bulan Februari 1098 M di saat pasukan Salib sedang mengepung Antakiya. Di Tripoli, Ibn Ammar yang merupakan seorang hakim dan salah satu pengikut Fatimiyah telah mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya. Di saat tentara Salib masih mengepung Antakiya, penguasa Fatimiyah mengirim delegasi kepada mereka dan mengutarakan berkeinginan mereka untuk bersekongkol dengan mengusulkan agar mereka dapat memerangi orang-orang Saljuk dan nantinya wilayah utara “Syria” berada di bawah kekuasaan Salib dan Palestin di bawah dominasi Fatimiyah.
Untuk itu, maka pasukan Salib mengirim utusan ke Mesir untuk mewujudkan “perhatian dan kebaikan mereka”. Di saat orang Saljuk sibuk mempertahankan wilayahnya dari ancaman Salib orang-orang Fatimiyah asyik dengan hasrat ekspansif mereka meluaskan dominasinya di Palestin pada wilayah yang dikuasai Saljuk sehingga perbatasan mereka mencapai sungai Al Kalb di bagian utara sungai Jordan di bagian Timur! Muncul berbagai pengkhianatan dan apatisme dari negara-negara kota yang punya keinginan kuat untuk dapat menarik simpati dan menjalin persahabatan dengan orang Salib yang terus berkembang. Ini terjadi di saat penguasa wilayah Sheezat menghubungi orang Salib dan menyepakati untuk tidak melawan mereka serta menyediakan apa yang mereka perlukan seperti makanan dan bahan makanan lainnya.
Penguasa ini juga menyediakan dua orang penunjuk jalan yang akan membimbing perjalanan mereka!! Dan imbalannya Salib memberikan kota Homos sebagai hadiah!! Dan dibuatlah perjanjian antara kedua pihak ini di kota Mosyaf. Adapun Kota Tripoli bersedia membayar pajak dan menyediakan penunjuk jalan bagi kekuatan Kristian ini. Kota Beirut membayar wang dan menawarkan ketaatan kepada mereka bila dapat menaklukkan Al Quds. Raymond Tolouse (pangeran provinsi dan Toulouse di Perancis) terus memimpin perjalanan Salib menuju Al Quds. Jumlah mereka hanya sekitar seribu tentara berkuda dan 5 ribu pasukan infantri. Pada waktu musim semi tahun 1099 M, mereka berhasil memasuki Palestin dengan melewati Acre di mana penguasanya menyediakan mereka berbagai bahan persediaan, sebuah langkah yang kemudian diikuti oleh penguasa Qeisarya dan Arsouf. Setelah itu mereka menduduki Al Ramlah, Lod dan Baitulaham.
Pada tanggal 7 Jun 1099 M, pengepungan wilayah Al Quds dimulai. Iftikhar Al Dawlah adalah orang yang ditunjuk oleh Fatimiyah untuk berkuasa di sana. Kota ini dikuasai pada tanggal 15Julai 1099 (23 Sha’ban 429 H). Bala tentara Salib terus membantai umat Islam selama satu minggu. Mereka berhasil membantai lebih dari 70 ribu muslim di dalam masjid Al Aqsa, termasuk para pemimpin, cendikiawan muslim dan orang-orang yang sedang beribadah. Baik negara Fatimiyah dan Abbasid tidak berbuat apa-apa untuk menolong, mereka hanya diam dan membisu terhadap peristiwa-peristiwa ini. Al Quds dikuasai oleh pemimpin Salib, Godfrey Gouillon, yang dengan berendah hati menyebut dirinya dengan julukan “Pembela Al Quds” atau "Pelindung pusara Crist". Dua kota, Nablus dan Hebron harus menyerah pada pasukan Salib ini. Dikatakan bahwa pasukan Salib hanya bersisa 300 pasukan berkuda dan 2 ribu pasukan infantri, oleh karena itu –mereka tidak dapat berkembang lagi untuk mendominasi wilayah-wilayah yang lebih luas karena majoriti mereka mudik setelah berhasil menduduki Al Quds.
Untuk membuktikan kekejaman peperangan ini dapat dinukilkan melalui kata ahli sejarah Eropah iaitu Michout :
"Kaum Salib ketika menaklukkan Palestin telah melakukan kesalahan-kesalahan yang amat besar,yang menunjukkan kesempitan hati beragama yang belum ada dalam sejarah,sehinggakan ahli-ahli sejarah perang salib sendiri terpaksa mengakuinya.Dipaksanya orang Islam menjatuhkan diri dari puncak rumah atau benteng,dibakarnya hidup-hidup,disuruhnya keluar dari tempat persembunyian lalu dihela-hela dan ditarik-tarik di jalanraya sampai mati dan bangkai-bangkai itu dipertimbunkan."
Maka dari itu, kerajaan-kerajaan Salib menjelma ibaratkan gugusan pulau-pulau yang dikelilingi oleh samudera para musuh. Walaupun demikian, kerajaan-kerajaan ini terus dapat bertahan untuk masa lebih kurang 200 tahun. Dan yang paling akhir hancur adalah karena kekurangan perbekalan dan ekspedisi yang terputus-putus, karena umat Islam yang tidak berdaya, terpecah belah dalam berbagai kelompok yang berkurangan jumlah kekuatan balatentaranya. Ditambah dengan ketidakmampuan mereka untuk dapat mengambil kesempatan melawan pasukan Salib yang berjumlah kecil dan berkembang di wilayah yang luas.
Namun umat Islam terlambat sehingga pasukan Salib dapat kembali bergabung kekuatan dan sekarang bukan tugas yang ringan lagi untuk mengusir mereka keluar dari wilayah-wilayah yang mereka duduki. Salib terus menduduki berbagai kota di Palestin yang jatuh ke tangan mereka. Jaffa ditaklukkan di saat kota Al Quds dikepung oleh kapal-kapal perang pimpinan Genoan (di laut Meditarania) pada tanggal 15 Jun 1099 M. Mereka juga dapat menaklukkan bagian timur dari danau Tiberia (wilayah Al Sawad) pada bulan May 1100 M. Salibis juga dapat memaksa kota Haifa tunduk di bawah cengkraman mereka pada bulan Syawwal 94 H (Ogos 1100 M) yang dibantu oleh armada besar dari Venisia. Mereka menduduki Arsouq secara damai dan mengusir penduduknya. Qeisaryajuga ditaklukkan dengan kekerasan pada tanggal 17 Mei 1109 M.
Perang Salib II
Selepas Perang Salib I ,umat Islam maseh lagi beruntung kerana maseh menguasai Halab ( Aleppo ) dan Damsyik.Belum pun sempat pihak tentera salib hendak menyerang Halab maka timbullah bintang Islam yg baru iaitu Imad ed Din atau Zanki. Namanya mulai menyinar sekitar 28 tahun pihak Salib berkuasa.Beliau di pilih oleh Sultan Saljuk menjadi "Atta Bek" di Mousul dan Iraq. Dibinanya kekuatan di Halab dan sebahagian negeri Sham jatuh ke pemerintahannya.Setelah kuat,maka di tahun 1144M dapatlah di serangnya negeri Raha tempat pertahanan kaum salib yg paling kukuh. Beliau berjaya merampas kembali Raha.Tetapi di dalam satu pertempuran di tahun 1146 M, Pahlawan gagah ini telah mati terbunuh dan ianya tidaklah mengembirakan kaum salib kerana beliau digantikan oleh puteranya yg terkenal lagi gagah beraninya iaitu Nuruddin. Kota Halab dijadikan pusat kerajaannya serta dibantu oleh pahlawan-pahlawannya dan di antaranya ialah 'Saleh ed Din'. Setahun beliau memerintah Kota Raha yang kemudian dapat di ambil kembali oleh kaum Salib dari tangan Imad Ed Din dan Kota itu musnah hancur dibakar.
Apabila terbakarnya kota ini menyebabkan timbulnya semangat di seluruh Eropah untuk melancarkan Perang Salib II. Sejak timbulnya kerajaan kuat di Halab itu boleh dikatakan tenaga kaum salib angkatan pertama,di masa 50 tahun telah hilang dan banyak pahlawannya gugur dalam peperangan menentang Islam.
Angkatan "PERANG SALIB II" ( 1147 - 1149m )boleh dikatakan telah lebih teratur dari yang pertama. Mereka terdiri dari kalangan tinggi budi pekerti, pintar lagi kuat pegangan agamanya. dari order-order keagamaan dan ketenteraan seperti Knights Templar dan Knights Hospitaller yang dicipta. Pimpianan Agungnya ialah Louis VII Raja Tanah Perancis dan Konrad III - Kaisar Jerman. Pada angkatan kedua ini Bangsa Jerman lebih banyak di antara tentera salib dengan tentera Islam di Almizzah, di mana keduanya harus di akui di pimpin oleh pahlawan yg gagah berani.
Tentera Islam yg di pimpin oleh Pahlawan Nuruddin dari Halab iaitu saudaranya Saif Ed Din dari mousul dan panglimanya Salahuddin. Tentera itu tergabung dari Bangsa-bangsa Turki,Kurdi dan Arab. Dalam peperangan hebat itu, patahlah perlawanan pihak Salib dan sisanya lari ke pantai.
Dengan hati kecewa Kaisar Konrad III pulang ke Jerman,sesudah itu mengikut pula Louis VII Raja Perancis. Meskipun dengan sabar dan dapat bertahan lama, tentera Salib boleh juga dilemahkan tetapi selama Mesir belum dikuasai, kaum salib masih dapat mendatangkan bantuannya dengan melalui negeri itu. Oleh sebab itu Mesir menjadi tujuan penting bagi kedua pihak. Adapun Mesir sendiri telah lemah ,Khalifahnya yang tiada berdaya lagi di sebabkan negeri ini di pimpin dari kalangan wazir yang hanya mementingkan diri sendiri.
Serangan-serangan yang berhasil hanya terjadi di luar laut Tengah. Bangsa Flem, Frisia, Normandia, Inggris, Skotlandia, dan beberapa tentara salib Jerman, melakukan perjalanan menuju Tanah Suci dengan kapal. Mereka berhenti dan membantu bangsa Portugis merebut Lisboa tahun 1147. Beberapa di antara mereka, yang telah berangkat lebih awal, membantu merebut Santaram pada tahun yang sama. Mereka juga membantu menguasai Sintra, Almada, Palmela dan Setubal, dan dipersilakan untuk tinggal di tanah yang telah ditaklukan. Sementara itu, di Eropah Timur, Perang Salib Utara dimulai dengan usaha untuk merubah orang-orang yang menganut paganisme menjadi beragama Kristian, dan mereka harus berjuang selama berabad-abad.
Begitulah, pasukan Salib memaksakan kekuasaan mereka atas Palestin kecuali wilayah Ashkelon yang tunduk di bawah naungan Mesir (Fatimiyah) yang meyediakan mereka sumber perubatan, sumber daya manusia dan dana setiap tahun. Namun Kaum Salib sudah biasa setiap tahun mengepung Ashkelon, namun upaya untuk mendudukinya selalu gagal hingga tahun 1153 M (548 H). Pada tahun itu, penduduk Ashkelon berusaha keras untuk dapat memukul mundur pasukan Salib ini. Namun, ketika Kaum Salib sudah putus asa dan hampir menarik mundur pasukan mereka, ada kabar gembira yang sampai kepada mereka bahwa masyarakat Ashkelon tengah bertelagah. Maka mereka terus menunggu dengan sabar. Alasan perselisihan antara kelompok di Ashkelon adalah persoalan perebutan kekuasaan; masing-masing kelompok mengklaimkan bahwa hanya mereka sendiri yang meraih kemenangan dan berhak atas kekuasaan. Bagaimanapun, perselisihan tersebut terus berkembang sehingga menelan korban dari kelompok masing-masing.
Keadaan ini terus menggiring konflik yang ada kepada situasi yang lebih memburuk, dan kesesuaiannya adalah pecahnya perang saudara antara mereka dan banyak nyawa yang harus menjadi korban. Di tengah situasi seperti ini, Tentera Salib berharap ada pintu kesempatan untuk menyusup. Dan tidak lama kemudian mereka terus merayap maju ke wilayah Ashkelon dan berhasil mendudukinya dengan mudah.
Walau pasukan bersenjata Salib berjumlah kecil, namun mereka berusaha untuk dapat mempertahankan dominasinya secara kuat dengan membangun benteng-benteng pertahanan yang solid yang dibangun bagaikan pulau-pulau yang tersusun di tengah banyaknya wilayah di Syria.
Di tahun 1167 tatkala zaman Khalifah Al Adlid - Khalif Fatimiyah yang penghabisan,lantaran perebutan pangkat wazir di antara Shaur dan Dhirgham,maka Shaur minta bantuan Nuruddin dengan janji jika Mesir dapat ditaklukkan oleh Nuruddin,dia tetap jadi Wazir dan sepertiga hasil Mesir adalah untuk Nuruddin. Sementara itu pula Dhirgham meminta bantuan dari kaum Salib dan gerakannya dapat di hidu oleh Nuruddin. Dengan tindakbalas yg cepat dari Nuruddin, beliau mengarahkan pahlawannya iaitu "Asad Ed Din" ( Singa Ugama ) Shirkuh,mengepalai angkatan perang merebut Mesir dan pembantunya ialah Salahuddin.
Di satu tempat bernama Al Babain ( Pintu Dua ),10 batu dari Al Fustaat terjadilah pertempuran dengan tentera Salib yang rupanya Wazir Shaur pula yang membuat janji rahsia dengan mereka. Nasib tidak menyebelahi mereka dan tentera itu dapat dikalahkan Shirkuh dan dapat masok ke Kota Iskandariah.Tetapi Kaum Salib mengepung kota itu dari laut. Oleh kerana kepungan tidak berhasil maka perang dihentikan sementara dan Shirkuh pulang ke Sham dengan meninggalkan wakilnya iaitu anak saudara Yusof yang lebih masyur .Beliau ialah Salahuddin.
Akibat kepercayaan yg tiada lagi kepada Wazir Shaur maka Khalifah Al Adlid sendiri meminta bantuan kepada Nuruddin. Di tahun 1169 M datanglah angkatan Shirkuh sekali lagike Mesir sebagai wakil Nuruddin. Kedatangannya di sambut rakyat dengan gembira. Wazir Shaur yang tidak dapat di percayai itu di bunuh. Tetapi baru 2 bulan Shirkuh memerintah Mesir sebagai Wazir dari Nuruddin dia pun wafat. Maka Nuruddin mengangkat Salahuddin Yusof ibn Ayyub menjadi gantinya. Belom pun lama beliau berkuasa maka Al Adlid pun magkat dan Khalifah yg bakal menggantinya tidak ada. Maka bulatlah kekuasaan Mesir di tangan Salahuddin. Setelah 2 tahun Salahuddin berkuasa di Mesir, Raja Nuruddin pula mangkat di Sham 1174M.
Dengan rasminya Salahuddin mengisytiharkan dirinya sebagai yang dipertuan Mesir dan Sham dengan gelaran "Sultan Al-Malikun-Nasir" dan diperanginya putera Nuruddin iaitu Al-Malik es-Salah dan saudara Nuruddin Saifud Din Gazi.
Perang Hittin
Perang Hittin merupakan perang yang menjadi titik balik dominasi kaum muslim di jerusalem. Kejeniusan dan kepemimpinan Sultan Salahuddin (Saladin) sangat tercermin dalam perang ini. Kekalahan pasukan Kristian di perang ini, memicu kedatangan Raja Richard dari Inggris dan melengkapi episod legenda perang salib.
Empat puluh tahun sebelum terjadinya perang salib, Bangsa Saljuk Turki telah mendominasi Baghdad diambil dari kekuasaan Bani Abbasiah.Orang-orang Saljuk berusaha menguasai sebahagian Wilayah Parsi,wilayah Utara Iraq,Armenia dan Asia Kecil pada tahun 1040m.Kemudian Sultan Saljuk,Toghrol Bic berjaya menguasai wilayah Bain pada 1055m.Orang-orang Saljuk mula menyebarkan kekusaan mereka ke atas Byzantine di Asia Minor.Pada tanggal 19 ogos 1081 M, terjadi perang Malathkard di bawah komando Saljuk yang bernama Alb Arsalan yang benar-benar menimbulkan malapetaka besar bagi orang-orang Byzantin hingga akhir abad ke 11 M. Pada tahun 1071 M. bangsa Saljuk meluaskan cengkaman kekuasaan mereka di sebagian besar wilayah Palestin kecuali Arsout. Dengan kekuasaan ini mereka mengakhiri dominasi Fatimiyah dari tanah ini dan terus meluaskan jajahannya atas wilayah Syiria yang dikuasai oleh Fatimiyah dan menguasai sebahagian daerahnya.
Pada tahun 1092 M-485 H, Sultan Saljuk Malikshah meninggal dunia. Paska kematiannya menandakan permulaan kehancuran dominasi orang Saljuk dan meletusnya berbagai peperangan sengit antara mereka berkecamuk untuk memperebutkan dominasi dan kekuasaan. Pada tahun 1096 M, kerajaan mereka terbagi menjadi lima : Kesultanan Persia (di bawah kekuasaan Birkiyarouq), Kerajaan Khurasan dan wilayah di seberang sungai (di bawah kekuasaan Singer), Kerajaan Aleppo (di bawah penguasa Radwan), Kerajaan Damaskus (di bawah penguasa Daqaq) dan Kesultanan Saljuk Romawi (di bawah penguasa Qalj Arsalan). Sebagian besar wilayah Palestin berada di bawah rejim Damaskus. Pada saat dua penguasa Syria (Radwan dan Daqaq) melemah, banyak penguasa persendirian bermunculan namun tidak ada satupun yang dapat mendominasi lebih dari satu kota.
Perang Salib I ( 1097 - 1099M )
Pasukan Salib memulai serangan militan mereka pada tahun 1098 M (491 H) sementara daerah-daerah muslim di Syria, Iraq dan lainnya tercabik-cabik karena berbagai perbezaan dan konflik berdarah yang terjadi. Dua saudara dari keturunan Titish, Radwan dan Daqaq, saling melancarkan serangan dan terlibat dalam pertempuran pada tahun 490 H. Banyak lagi pertempuran lain yang terjadi antara Muhammad bin Malikhshah 2, Birkiyarouq dan adiknya karena konflik perebutan kekuasaan di mana masing-masing saling memenangkan pertempuran dan membuat pengaduan kepada mahkamah kekhilafaan secara silih berganti sepanjang period 492-497 H.
Pidato paus sebelom penyeruan jihad mereka
'Di dada mereka dilukiskanlah gambar salib oleh kerana itulah diberi nama "Perang Salib".
Maka adalah seorang pendita yang berbangsa Perancis iaitu Peter The Hermit atau Peter Amiens di mana beliau dikatakan mengembara menyebarkan dakyah kristiani lalu sampailah beliau ke Pelestin. Beliau yang mempunyai maksud besar untuk memperoleh tempat suci itu yakni tempat Nabi Isa yang akan turun kembali ke dunia menaruh harapan untuk menguasai tempat suci itu dari kekuasaan Islam.Lalu beliau kembali ke Eropah dan bertemu dengan paus Urbanus II bagi menyampaikan hasrat untuk memperkenankan apa yang beliau impikan.
Peter Amiens membujuk Para Raja-Raja
Para Salib telah melancarkan ekspedisi publik atau yang disebut dengan ekspedisi para penyeru. Ini adalah ekspedisi yang sangat minus persenjataan dan koordinasi. Salah satu dari ekspedisi ini adalah yang dilakukan oleh Peter The Hermit ataupun Peter Amiens yang merupakan orang yang punya retorika tinggi yang dikenal karena menunggang keledai pincang dengan kaki telanjang dan pakaian yang compang camping. Namun ia mampu untuk menggalang dan memobilisasi lebih kurang 15 ribu sukarelawan di Perancis. Tapi di tengah perjalanan ke tempat yang mereka tuju, ada peristiwa pembantaian yang terjadi pada lebih kurang 400 ribu sukarelawan, ini dikarenakan perselisihan yang mencuat dan memanas dari persoalan remeh, perebutan makanan. Pasukan yang dipimpin oleh Walter yang pailit (the Penniless), bergabung dengan pasukan di atas ketika bertemu di daerah Konstantinople dan memasuki wilayah pesisir Asia bersama-sama.
Di sana, terjadi pertempuran dengan bangsa Saljuk yang dapat mengalahkan mereka serta membantai lebih kurang dari 22 ribu tentera Salib. Dari pertempuran ini hanya 3 ribu tentara Salib yang dapat hidup. Adapun dua ekspedisi militan Volkmar dan Amikh, mereka mulai membantai orang-orang Yahudi di sepanjang perjalanan. Namun akhirnya kedua ekspedisi tersebut kucar-kacir di Hungaria! Untuk pertama kali, para penunggang kuda profesional dan pembesar Eropah mulai menyertai dalam ekspedisi militan Salib kali ini. Serangan mereka dilancarkan pada musim panas tahun 1097 M dengan tujuan untuk dapat menduduki wilayah-wilayah muslim.
Pada bulan Mac 1098 M, balatentara Salib dapat membentuk sebuah Negara Al Raha di bawah kepemimpinan Paul Baldwin. Mereka kemudian mengepung Antakiya ( Enthiochie ) selama 9 bulan. Penguasa Antakiya, Baggisia adalah seorang yang punya ide baik dan mengambil langkah lebih berhati-hati dibanding dengan yang lain, telah memperlihatkan keberaniannya yang membuat kebanyakan pasukan Salib binasa dan kalau mereka tetap hidup dalam jumlah yang masih seperti awal keberangkatan niscaya mereka akan dapat mendominasi negara-negara Islam. Namun seorang Armenia yang bertugas 3 menjaga dinding-dinding kota dapat dihubungi oleh pasukan Salib dengan mendapat imbalan wang dan harta. Maka ia bukakan pintu gerbang dari menara yang ia kawal. Karena itulah pengawal ini akhirnya pasukan Salib dapat menduduki kota dan berhasil mendirikan kota kedua pada tanggal 3 Jun 1098 M (491 H) di bawah kepemimpinan Bohemond dari Normandy.
Pada tahun 1097 M, di saat bangsa Saljuk harus menghadapi kelebihan pasukan Salib pada wilayah utara Syria, orang-orang Fatimiyah memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerbu dan menduduki Tyre, lalu mendominasi Al Quds pada bulan Februari 1098 M di saat pasukan Salib sedang mengepung Antakiya. Di Tripoli, Ibn Ammar yang merupakan seorang hakim dan salah satu pengikut Fatimiyah telah mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya. Di saat tentara Salib masih mengepung Antakiya, penguasa Fatimiyah mengirim delegasi kepada mereka dan mengutarakan berkeinginan mereka untuk bersekongkol dengan mengusulkan agar mereka dapat memerangi orang-orang Saljuk dan nantinya wilayah utara “Syria” berada di bawah kekuasaan Salib dan Palestin di bawah dominasi Fatimiyah.
Untuk itu, maka pasukan Salib mengirim utusan ke Mesir untuk mewujudkan “perhatian dan kebaikan mereka”. Di saat orang Saljuk sibuk mempertahankan wilayahnya dari ancaman Salib orang-orang Fatimiyah asyik dengan hasrat ekspansif mereka meluaskan dominasinya di Palestin pada wilayah yang dikuasai Saljuk sehingga perbatasan mereka mencapai sungai Al Kalb di bagian utara sungai Jordan di bagian Timur! Muncul berbagai pengkhianatan dan apatisme dari negara-negara kota yang punya keinginan kuat untuk dapat menarik simpati dan menjalin persahabatan dengan orang Salib yang terus berkembang. Ini terjadi di saat penguasa wilayah Sheezat menghubungi orang Salib dan menyepakati untuk tidak melawan mereka serta menyediakan apa yang mereka perlukan seperti makanan dan bahan makanan lainnya.
Penguasa ini juga menyediakan dua orang penunjuk jalan yang akan membimbing perjalanan mereka!! Dan imbalannya Salib memberikan kota Homos sebagai hadiah!! Dan dibuatlah perjanjian antara kedua pihak ini di kota Mosyaf. Adapun Kota Tripoli bersedia membayar pajak dan menyediakan penunjuk jalan bagi kekuatan Kristian ini. Kota Beirut membayar wang dan menawarkan ketaatan kepada mereka bila dapat menaklukkan Al Quds. Raymond Tolouse (pangeran provinsi dan Toulouse di Perancis) terus memimpin perjalanan Salib menuju Al Quds. Jumlah mereka hanya sekitar seribu tentara berkuda dan 5 ribu pasukan infantri. Pada waktu musim semi tahun 1099 M, mereka berhasil memasuki Palestin dengan melewati Acre di mana penguasanya menyediakan mereka berbagai bahan persediaan, sebuah langkah yang kemudian diikuti oleh penguasa Qeisarya dan Arsouf. Setelah itu mereka menduduki Al Ramlah, Lod dan Baitulaham.
Pada tanggal 7 Jun 1099 M, pengepungan wilayah Al Quds dimulai. Iftikhar Al Dawlah adalah orang yang ditunjuk oleh Fatimiyah untuk berkuasa di sana. Kota ini dikuasai pada tanggal 15Julai 1099 (23 Sha’ban 429 H). Bala tentara Salib terus membantai umat Islam selama satu minggu. Mereka berhasil membantai lebih dari 70 ribu muslim di dalam masjid Al Aqsa, termasuk para pemimpin, cendikiawan muslim dan orang-orang yang sedang beribadah. Baik negara Fatimiyah dan Abbasid tidak berbuat apa-apa untuk menolong, mereka hanya diam dan membisu terhadap peristiwa-peristiwa ini. Al Quds dikuasai oleh pemimpin Salib, Godfrey Gouillon, yang dengan berendah hati menyebut dirinya dengan julukan “Pembela Al Quds” atau "Pelindung pusara Crist". Dua kota, Nablus dan Hebron harus menyerah pada pasukan Salib ini. Dikatakan bahwa pasukan Salib hanya bersisa 300 pasukan berkuda dan 2 ribu pasukan infantri, oleh karena itu –mereka tidak dapat berkembang lagi untuk mendominasi wilayah-wilayah yang lebih luas karena majoriti mereka mudik setelah berhasil menduduki Al Quds.
Untuk membuktikan kekejaman peperangan ini dapat dinukilkan melalui kata ahli sejarah Eropah iaitu Michout :
"Kaum Salib ketika menaklukkan Palestin telah melakukan kesalahan-kesalahan yang amat besar,yang menunjukkan kesempitan hati beragama yang belum ada dalam sejarah,sehinggakan ahli-ahli sejarah perang salib sendiri terpaksa mengakuinya.Dipaksanya orang Islam menjatuhkan diri dari puncak rumah atau benteng,dibakarnya hidup-hidup,disuruhnya keluar dari tempat persembunyian lalu dihela-hela dan ditarik-tarik di jalanraya sampai mati dan bangkai-bangkai itu dipertimbunkan."
Maka dari itu, kerajaan-kerajaan Salib menjelma ibaratkan gugusan pulau-pulau yang dikelilingi oleh samudera para musuh. Walaupun demikian, kerajaan-kerajaan ini terus dapat bertahan untuk masa lebih kurang 200 tahun. Dan yang paling akhir hancur adalah karena kekurangan perbekalan dan ekspedisi yang terputus-putus, karena umat Islam yang tidak berdaya, terpecah belah dalam berbagai kelompok yang berkurangan jumlah kekuatan balatentaranya. Ditambah dengan ketidakmampuan mereka untuk dapat mengambil kesempatan melawan pasukan Salib yang berjumlah kecil dan berkembang di wilayah yang luas.
Keluarga Nuri di Sham
KErajaan keluarga Nuriyah di Sham iaitu yang dibangsakan kepada Mahmud Nuruddin AL-Malikul Adil yang bergelar Zanki juga di gelar Imad ed Din ( tiang agama ). Neneknya bernama Aga Sangar,yang menguasai negeri Halab di Iraq,sudah itu di Mausul dan beberapa negeri lain.Raja itu terkenal lagi gagah perkasa serta pandai dalam hal peperangan menentang Tentera Salib.Dapat menaklukkan beberapa negeri dan merampas beberapa benteng di sekitar Sham.Setelah baginda Zanki itu terbunuh maka naiklah puteranya Nuruddin ( cahaya agama )yang bergelar Al-Malikul Adil. Di kuasainya Halab dalam tahun 541 H bersamaan 1147m.
Beliau yang tampak akan kepimpinannya dalam mengendalikan negeri serta menjadi Raja yang amat disegani umtuk menyambung kesinambungan pemerintahan tatkala itu.Cita-cita beliau ketika itu utk menyatukan seluruh tanah Sham di mana sejak kejatuhan Kerajaan Bani Umayah di Andalus,Sham menjadi perebutan di antara tiga khalifah termasok Bani Umaiyah dan dua lagi iaitu Bani Abbasiah ( Iraq ) dan Bani Fatimiyah Qahirah ( Mesir ).Dengan pergolakan yang melanda inilah telah diambil kesempatan oleh pihak Tentera Salib dengan memasokkan jarum halus mereka serta menimbulkan kehuru-haraan dan tidak kurang pula berlakunya pengkhianatan.Maka bangkitlah Nuruddin Al-Malikul Adil berusaha menyatukan kekuasaan menangkis serangan tentera salib.
KErajaan keluarga Nuriyah di Sham iaitu yang dibangsakan kepada Mahmud Nuruddin AL-Malikul Adil yang bergelar Zanki juga di gelar Imad ed Din ( tiang agama ). Neneknya bernama Aga Sangar,yang menguasai negeri Halab di Iraq,sudah itu di Mausul dan beberapa negeri lain.Raja itu terkenal lagi gagah perkasa serta pandai dalam hal peperangan menentang Tentera Salib.Dapat menaklukkan beberapa negeri dan merampas beberapa benteng di sekitar Sham.Setelah baginda Zanki itu terbunuh maka naiklah puteranya Nuruddin ( cahaya agama )yang bergelar Al-Malikul Adil. Di kuasainya Halab dalam tahun 541 H bersamaan 1147m.
Beliau yang tampak akan kepimpinannya dalam mengendalikan negeri serta menjadi Raja yang amat disegani umtuk menyambung kesinambungan pemerintahan tatkala itu.Cita-cita beliau ketika itu utk menyatukan seluruh tanah Sham di mana sejak kejatuhan Kerajaan Bani Umayah di Andalus,Sham menjadi perebutan di antara tiga khalifah termasok Bani Umaiyah dan dua lagi iaitu Bani Abbasiah ( Iraq ) dan Bani Fatimiyah Qahirah ( Mesir ).Dengan pergolakan yang melanda inilah telah diambil kesempatan oleh pihak Tentera Salib dengan memasokkan jarum halus mereka serta menimbulkan kehuru-haraan dan tidak kurang pula berlakunya pengkhianatan.Maka bangkitlah Nuruddin Al-Malikul Adil berusaha menyatukan kekuasaan menangkis serangan tentera salib.
Bergelar Raja yang Adil, baginda mengasihi para ulamak dan juga gagah di dalam pertempuran.Dalam masa yg sama beliau juga seorang yg soleh dan dapat mendirikan negara yg kuat baik di luar mahupun di dalam negeri dan nama beliau setaraf dengan Umar ibn Abdul Aziz. Selama 24 tahun baginda memerintah,berjuang berperang menangkis serangan terutama terhadap Tentera salib. Apabila baginda wafat dalam tahun 565 H,baginda digantikan pula oleh puteranya Saleh ibn Mahmud tetapi beliau tidak segagah ayahandanya dan memerintah sekitar 12 tahun kemudian lahirlah 'bintang' baru dalam riwayat islam iaitu Sultan Salahuddin Al-Ayubi yang memegang peranan besar dalam peperangan salib meneruskan perjuangan Nuruddin.
Kerajaan Nuriyah di Sham adalah termasok pecahan keluarga Kerajaan Turki yang bernama 'Ata Bek' dan Ata Bek ini adalah satu rumpun kekuasaan bangsa Turki yang tumbuh pada masa itu.Perkataan bahasa Turki ini "ATTA" - bermaksud Pengasuh dan "BEK" - Raja dan dari sinilah kemungkinannya diambil oleh Algazi Mustafa Kamal Pasha,pembangun Turki baru iaitu 'ATTATURK', pengasuh Turki!
Perang Salib II
Apabila terbakarnya kota ini menyebabkan timbulnya semangat di seluruh Eropah untuk melancarkan Perang Salib II. Sejak timbulnya kerajaan kuat di Halab itu boleh dikatakan tenaga kaum salib angkatan pertama,di masa 50 tahun telah hilang dan banyak pahlawannya gugur dalam peperangan menentang Islam.
Tentera Islam yg di pimpin oleh Pahlawan Nuruddin dari Halab iaitu saudaranya Saif Ed Din dari mousul dan panglimanya Salahuddin. Tentera itu tergabung dari Bangsa-bangsa Turki,Kurdi dan Arab. Dalam peperangan hebat itu, patahlah perlawanan pihak Salib dan sisanya lari ke pantai.
Dengan hati kecewa Kaisar Konrad III pulang ke Jerman,sesudah itu mengikut pula Louis VII Raja Perancis. Meskipun dengan sabar dan dapat bertahan lama, tentera Salib boleh juga dilemahkan tetapi selama Mesir belum dikuasai, kaum salib masih dapat mendatangkan bantuannya dengan melalui negeri itu. Oleh sebab itu Mesir menjadi tujuan penting bagi kedua pihak. Adapun Mesir sendiri telah lemah ,Khalifahnya yang tiada berdaya lagi di sebabkan negeri ini di pimpin dari kalangan wazir yang hanya mementingkan diri sendiri.
Serangan-serangan yang berhasil hanya terjadi di luar laut Tengah. Bangsa Flem, Frisia, Normandia, Inggris, Skotlandia, dan beberapa tentara salib Jerman, melakukan perjalanan menuju Tanah Suci dengan kapal. Mereka berhenti dan membantu bangsa Portugis merebut Lisboa tahun 1147. Beberapa di antara mereka, yang telah berangkat lebih awal, membantu merebut Santaram pada tahun yang sama. Mereka juga membantu menguasai Sintra, Almada, Palmela dan Setubal, dan dipersilakan untuk tinggal di tanah yang telah ditaklukan. Sementara itu, di Eropah Timur, Perang Salib Utara dimulai dengan usaha untuk merubah orang-orang yang menganut paganisme menjadi beragama Kristian, dan mereka harus berjuang selama berabad-abad.
Begitulah, pasukan Salib memaksakan kekuasaan mereka atas Palestin kecuali wilayah Ashkelon yang tunduk di bawah naungan Mesir (Fatimiyah) yang meyediakan mereka sumber perubatan, sumber daya manusia dan dana setiap tahun. Namun Kaum Salib sudah biasa setiap tahun mengepung Ashkelon, namun upaya untuk mendudukinya selalu gagal hingga tahun 1153 M (548 H). Pada tahun itu, penduduk Ashkelon berusaha keras untuk dapat memukul mundur pasukan Salib ini. Namun, ketika Kaum Salib sudah putus asa dan hampir menarik mundur pasukan mereka, ada kabar gembira yang sampai kepada mereka bahwa masyarakat Ashkelon tengah bertelagah. Maka mereka terus menunggu dengan sabar. Alasan perselisihan antara kelompok di Ashkelon adalah persoalan perebutan kekuasaan; masing-masing kelompok mengklaimkan bahwa hanya mereka sendiri yang meraih kemenangan dan berhak atas kekuasaan. Bagaimanapun, perselisihan tersebut terus berkembang sehingga menelan korban dari kelompok masing-masing.
Keadaan ini terus menggiring konflik yang ada kepada situasi yang lebih memburuk, dan kesesuaiannya adalah pecahnya perang saudara antara mereka dan banyak nyawa yang harus menjadi korban. Di tengah situasi seperti ini, Tentera Salib berharap ada pintu kesempatan untuk menyusup. Dan tidak lama kemudian mereka terus merayap maju ke wilayah Ashkelon dan berhasil mendudukinya dengan mudah.
Walau pasukan bersenjata Salib berjumlah kecil, namun mereka berusaha untuk dapat mempertahankan dominasinya secara kuat dengan membangun benteng-benteng pertahanan yang solid yang dibangun bagaikan pulau-pulau yang tersusun di tengah banyaknya wilayah di Syria.
Di tahun 1167 tatkala zaman Khalifah Al Adlid - Khalif Fatimiyah yang penghabisan,lantaran perebutan pangkat wazir di antara Shaur dan Dhirgham,maka Shaur minta bantuan Nuruddin dengan janji jika Mesir dapat ditaklukkan oleh Nuruddin,dia tetap jadi Wazir dan sepertiga hasil Mesir adalah untuk Nuruddin. Sementara itu pula Dhirgham meminta bantuan dari kaum Salib dan gerakannya dapat di hidu oleh Nuruddin. Dengan tindakbalas yg cepat dari Nuruddin, beliau mengarahkan pahlawannya iaitu "Asad Ed Din" ( Singa Ugama ) Shirkuh,mengepalai angkatan perang merebut Mesir dan pembantunya ialah Salahuddin.
Di satu tempat bernama Al Babain ( Pintu Dua ),10 batu dari Al Fustaat terjadilah pertempuran dengan tentera Salib yang rupanya Wazir Shaur pula yang membuat janji rahsia dengan mereka. Nasib tidak menyebelahi mereka dan tentera itu dapat dikalahkan Shirkuh dan dapat masok ke Kota Iskandariah.Tetapi Kaum Salib mengepung kota itu dari laut. Oleh kerana kepungan tidak berhasil maka perang dihentikan sementara dan Shirkuh pulang ke Sham dengan meninggalkan wakilnya iaitu anak saudara Yusof yang lebih masyur .Beliau ialah Salahuddin.
Akibat kepercayaan yg tiada lagi kepada Wazir Shaur maka Khalifah Al Adlid sendiri meminta bantuan kepada Nuruddin. Di tahun 1169 M datanglah angkatan Shirkuh sekali lagike Mesir sebagai wakil Nuruddin. Kedatangannya di sambut rakyat dengan gembira. Wazir Shaur yang tidak dapat di percayai itu di bunuh. Tetapi baru 2 bulan Shirkuh memerintah Mesir sebagai Wazir dari Nuruddin dia pun wafat. Maka Nuruddin mengangkat Salahuddin Yusof ibn Ayyub menjadi gantinya. Belom pun lama beliau berkuasa maka Al Adlid pun magkat dan Khalifah yg bakal menggantinya tidak ada. Maka bulatlah kekuasaan Mesir di tangan Salahuddin. Setelah 2 tahun Salahuddin berkuasa di Mesir, Raja Nuruddin pula mangkat di Sham 1174M.
Dengan rasminya Salahuddin mengisytiharkan dirinya sebagai yang dipertuan Mesir dan Sham dengan gelaran "Sultan Al-Malikun-Nasir" dan diperanginya putera Nuruddin iaitu Al-Malik es-Salah dan saudara Nuruddin Saifud Din Gazi.
Perang Hittin
Di tahun 1180M peperangan diteruskan tetapi di minta untuk dihentikan oleh Tentera Salib dan perjanjian damai di capai.Tetapi Perjanjian itu dilanggari sendiri oleh pihak Kaum Salib sendiri. Pada tahun 1183, Saladin memulai gerakannya untuk membebaskan Palestin dari tentara Salib. Pasukan Saladin menyeberangi Jordan dan menyerbu Galilea. Guy dari Lusignan, yang kini menjadi wali Kerajaan Jerusalem, segera saja mengepalai tentaranya. Kedua pasukan kemudian berkemah berhadap-hadapan di kolam Goliath. Di tahun 1186 Reynold yang mendirikan benteng Al Kark merompak orang-orang yang pergi naik haji . Satu kafilah yang membawa saudara perempuan Salahuddin sendiri pun turut di rampas mereka. Murka sangat Salahuddin lantaran pengkhianatan itu. Perang besar mula terjadi. Beliau bersumpah akan membunuh Reynold kalau dapat di tawannya.
Kelompok elang (pro perang) mendesak untuk segera menyerang. Usulan kelompok elang ini ditentang oleh Baldwin yang memerintahkan untuk bertahan. Tindakan menyerang Saladin lebih dulu adalah satu kebodohan mengingat jumlah pasukan Saladin yang jauh lebih besar dibandingkan tentara Salib. Walau menang jumlah, Saladin tidak akan mampu mempertahankan keberadaan pasukannya dalam waktu lama di lingkungan yang tidak ramah. Para tentara Muslim ini harus pulang untuk memetik hasil pertaniannya.
Saladin sebenarnya sudah memancing tentara Kristian untuk bertempur, tapi mereka tetap tenang sehingga memaksa Saladin dan pasukannya untuk mundur. Saladin kemudian menyerukan jihad besar-besaran melawan kaum Kristian.
Saladin kemudian memasang jerat dan berdoa agar kaum Kristian bisa masuk dalam perangkapnya. Pada tanggal 1 Julai, Saladin membawa pasukannya melalui Jordan menuju Galilea. Setengah pasukan berkemah di dekat danau dan setengahnya lagi menyerang Tiberias yang dapat direbut hanya dalam waktu 1 jam pertempuran.
Saat itu Raymond dan anaknya tengah berada di Sephoria, sedangkan isterinya masih di rumahnya di Tiberias. Para pimpinan orang Kristian di Sephoria berdebat, apa yang harus mereka lakukan. Kelompok elang mengusulkan untuk langsung menyerang dan kelompok merpati yang dipimpin oleh Raymond mengusulkan untuk bertahan. Raymond tahu rencana Saladin. Walaupun Tiberias adalah kotanya sendiri, Raymond rela kehilangan untuk sementara waktu. Raymund juga tidak mengkhawatirkan keselamatan isteri dan penduduk Tiberias karena perilaku Saladin yang penuh belas kasih. Paling-paling mereka dibawa ke Damaskus dan bisa ditebus di lain hari.
Seperti biasa, Raja Guy bimbang memutuskan jalan mana yang harus ditempuh. Guy kemudian mendengarkan Gerard yang berhasil melarikan diri dari serangan bodoh bunuh dirinya di Cresson. Gerard mencerca Raymond yang sudah dianggapnya sebagai pengkhianat. Guy memerintahkan pasukannya untuk berbaris menuju Tiberias. Orang Kristian sudah masuk jebakan yang dipasang oleh Saladin.
Tentara Kristian berjalan menyeberangi lembah-lembah Galilea dalam musim panas yang terik. Mereka terbebani oleh pakaian dan peralatan tempur yang berat. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu beberapa jam akhirnya harus ditempuh seharian. Saladin mengirimkan pemanah-pemanah jitu untuk mengikuti mereka dari kejauhan, mengincar tentara-tentara yang terpisah sendirian.Pada bulan Julai 1187 M terjadilah perang besar dengan hebatnya di Hittin. Benteng Al Kark jatuh. Boleh dikatakan perang itu adalah perang keputusan. Lebih kurang 10,000 orang tentera salib yang binasa.
Saladin juga sudah mengeringkan mata air dan sumur yang akan dilewati tentara Kristian sehingga banyak diantara tentara Kristian ini menajdi setengah gila karena kehausan. Akhirnya mereka tiba di Galilea dengan kondisi yang sangat lelah dan menyadari bahwa perkemahan pasukan Muslim telah menutup kemasukan mereka ke sumber air. Beberapa baron mendesak Raja Guy untuk bergerak merebut danau dari Saladin, tapi rupanya Raja Guy memutuskan berkemah semalam karena merasa kasihan melihat penderitaan prajuritnya seharian. Tentara Kristian berkemah di lereng dekat lembah yang disebut dengan Tanduk Hittin, tempat Jesus mengkhutbahkan agama damai dalam Khutbah Di atas Bukit. Tentara Kristian menyangka akan ada satu mata air di lereng bukit tersebut, tapi sesampainya di sana satu-satunya sumur itu pun sudah kering.
Belum lagi suara sorak sorai dari pasukan Muslim yang makin menambah turunnya mental tentara Kristian. Malam itu adalah salah satu dari 10 malam terakhir Ramadhan, yang bisa saja adalah malam lailatul qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sebelum malam berakhir, Saladin memerintahkan pasukannya untuk menyebar secara diam-diam mengepung perkemahan tentara Kristian. Setelah fajar menyingsing, pasukan Muslim langsung mengepung perkemahan tentara Kristian.
Begitu ketat pengepungan itu, sejarawan dari pasukan Salib menuliskan di dalam catatannya, “Bahkan kucing pun tidak akan dapat lolos dari jerat itu.” Ketika fajar menyingsing, serunai dari pasukan muslim berbunyi menandakan serbuan dimulai. Pasukan Salib yang terkepung menyerang dengan membabi-buta. Melihat pasukan Kristian menyerang, pasukan Salahuddin tidak membalas. Mereka malah membuka barisan mereka membentuk huruf “U” membiarkan pasukan Salib lewat. Begitu bukaan itu ditutup kembali, maka pasukan Salib itu menemukan ajal mereka.
Pasukan infanteri Kristian yang panik dan hanya memikirkan air, bergerak turun setelah melihat kilauan air laut Galilea. Mereka kemudian dihalau oleh pasukan Muslim dan menimbulkan banyak korban yang mati dengan mulut menghitam karena kehausan. Pasukan berkuda pimpinan Raymond berhasil menembus kepungan pasukan Muslim, tetapi kepungan kembali rapat setelah Raymond berhasil keluar sehingga pasukan berkudanya terpisah dengan pasukan induknya. Raymond berhasil lolos dan terhindar dari kematian. Balian dari Ibelin juga menjadi salah satu pemimpin Kristian yang lolos.
Pasukan berkuda Muslim terus menyerang perkemahan tentera Kristian dan akhirnya Saladin dan anaknya Al-Afdlal melihat khemah Raja Kerajaan Jerusalem Guy, tempat sang raja berlindung, telah roboh rata dengan tanah. Al-Afdlal berkata, “Ayahku kemudian turun dari pelana kuda dan kemudian bersujud di tanah, bersyukur kepada Allah dengan tangis kebahagiaan.” Tentara Kristian telah kalah, dan Kerajaan Kristian Jerusalem telah tumpas. Saladin berhasil mengusir tentara salib dari bumi Palestin.
Setelah pertempuran berakhir, Saladin mempunyai dua tawanan penting yang langsung dibawa ke tendanya yaitu Raja Guy dan Reynald. Kedua tawanan itu benar-benar sudah kelelahan dan putus asa karena kehausan. Saladin memberikan sekantung air yang diberi ais dari salju gunung Hermon kepada Raja Guy yang kemudian meminumnya. Setelah puas, Raja Guy memberikan kantung air kepada Reynald. Ketika Reynald akan meminumnya, Saladin menegaskan bahwa dia tidak mengizinkan Reynald untuk ikut meminum. Sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab waktu itu untuk tidak membunuh lelaki yang telah diberi makan dan minum olehnya.
Kisah ini begitu terkenal karena dengan sempurna menggambarkan sikap Saladin yang penuh belas kasihan. Ini adalah hal baru dalam sebuah perang suci menurut pandangan orang Kristian. Saladin tidak ingin membantai seluruh orang Kristian tanpa pandang bulu, sebagaimana orang Kristian dengan semangat Joshua menaklukkan Palestin yang membantai seluruh kaum Muslim. Kejadian ini telah membuktikan bahwa semangat jihad fi sabilillah tidak akan membabi buta membunuh semua musuhnya, bahkan ada aturan-aturan yang sangat ketat di dalamnya. Kejadian ini juga membuktikan bahwa kaum Muslim jauh lebih berperikemanusiaan dibandingkan orang Kristian dalam mensikapi perang suci.
Walau tak semua orang Kristian dibunuh, Saladin membunuh semua ksatria dari Ksatria Kuil (Knights of Templar) dan semua ordo-ordo militan karena merekalah yang paling berdedikasi untuk memerangi Islam selama ini. Jika orang-orang seperti Reynauld atau para ksatria ini dibebaskan, mereka pasti akan menghimpun kekuatan untuk kembali berbuat kejahatan terhadap kaum Muslim. Membunuhnya semua adalah sebuah tindakan penyelamatan.
Kaum Kristian waktu itu betul-betul putus asa dan ketakutan. Ini cukup masuk akal. Beberapa ribu orang Kristian yang berkumpul di Jerusalem tak akan mampu menandingi kekuatan pasukan Muslim. Apalagi kesatuan-kesatuan militan yang solid sudah dihancurkan di pertempuran Hittin. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang awam. Orang-orang Kristian sangat ketakutan jika Saladin akan membalas dendam dengan membantai semua orang Kristian seperti halnya Tentara Salib yang membantai habis orang Islam ketika menaklukkan Jerusalem dulu.
Akan tetapi kenyataannya, dalam penaklukan ini tak seorang Kristian pun yang dibunuh dan tak ada penjarahan samasekali. Tebusan sengaja ditetapkan dengan amat rendah, namun tetap saja ribuan kaum miskin tak bisa membayarnya. Karena terharu akan penderitaan mereka, Saladin banyak membebaskan mereka dengan cuma-cuma yang membuat pencatat kewangan Saladin menderita akibat kemurahan hatinya. Saudara Saladin, Al-Adil meminta seribu orang untuk digunakan sendiri. Setelah diizinkan, Al-Adil yang juga tersentuh dengan penderitaan tawanan ini kemudian langsung membebaskan begitu saja di tempat.
Kaum Muslim waktu itu begitu terkejut menyaksikan begitu banyaknya kaum Kristian kaya yang melarikan diri dengan membawa harta benda mereka. Jika dikumpulkan sebenarnya harta itu bisa untuk menebus seluruh tawanan. Ketika Imaduddin melihat Uskup Agung Heraclius kabur dengan membawa kereta yang penuh harta, ia mendesak Saladin untuk menyita hartanya. Tapi Saladin menolaknya karena Al Qur’an menyatakan penting sekali untuk menaati sumpah dan perjanjian. Kata Saladin, “Orang Kristian di mana pun akan mengingat kebaikan yang telah kita lakukan kepadanya.
Begitu ia berada di Jerusalem, Saladin kemudian membersihkan tempat-tempat suci yang telah lama dicemari. Masjid Al-Aqsha selama ini telah dijadikan markas besar Ksatria Kuil (Knights of Templar). Mereka membuat asrama di sekeliling masjid dan menjadi sebagian masjid menjadi gudang dan kakus. Di atas kubah batu, ada sebuah salib emas raksasa yang kemudian segera diturunkan. Ibnu Al-Atsir menulis, “Ketika mereka mencapai puncak, sebuah teriakan keras terdengar. Kaum Muslim meneriakkan Allahu akbar dalam kegembiraan mereka.” Di dalam masjid besar, batu besar tempat Ibrahim as mengikat Ishak dan tempat Rasulullah SAW berpijak waktu Isra’ Miraj, ditutupi oleh orang-orang Kristian dengan marmar. Masjid dikembalikan ke keadaan semula. Pada hari Jum’at tanggal 9 Oktober, kaum Muslim melaksanakan shalat jum’at berjamaah di masjid Al-Aqsha, menandakan bahwa Islam telah pulih kembali di Palestin.
Masjidil Al-Aqsa
2 comments:
Cikgu Rahman, artikel ini bagus dan menarik tetapi panjang sangat. Mungkin elok kalau dapat ditulis pendek dan berperingkat2.
Para pembaca selalunya punya tendency untuk membaca dalam masa yang sekejap. Kalau panjang2 tu mudah hilang tumpuan.
Salam,
Cadangan yg baik Mr Qilla. Nanti saya buat part by part
Saya pun belum tahu cara nak buat 'read more...'
InsyaAllah tuan
Post a Comment